Gancit Love Story

Sebenarnya ini hal cukup rumit untuk diungkapkan namun setelah mempertimbangkan banyak hal, termasuk manfaatnya untuk MPers yang lain, maka saya putuskan untuk membuka kisah yang sempat menjadi tanda tanya besar dan menimbulkan bisik-bisik tetangga.

Kisah ini berawal dari sebuah keingin tahuan, ya keingin tahuan wajar yang kemudian diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. Teman-teman masih ingat maraknya ID klonengan yang muncul terutama di lomba-lomba yang diadakan oleh Mulpid? Nah, di suatu lapak yang sebutlah bernama PR diadakan sebuah lomba yang penuh dengan promosi barang dan berlangsung sampai dengan akhir Agustus kemarin. Peserta lombanya biasanya tak banyak, dan kebanyakan adalah ber-ID yang masih seumur jagung, yang isinya masih satu dua, tapi anehnya fasih sekali menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan Multiply Marketplace, layaknya seseorang yang sudah sering browsing atau mungkin berbelanja di situ.

Beberapa rekan MP yang sudah saya kenal kemudian mencoba menanyakan kejanggalan ini kepada si pemilik lapak. Sejumlah pertanyaan pun diajukan. Namun apa yang terjadi? Pemilik lapak sama sekali tidak memberi jawaban, malahan kemudian menghapus beberapa komentar yang mempertanyakan keanehan ID2 peserta dan pemenang lomba. Hal ini justru menimbulkan lebih banyak tanda tanya. Maka semakin banyak rekan MP yang datang dan mempertanyakan penghapusan komen yang biasanya hanya kita lakukan jika ada komentar yang kasar atau menyinggung SARA, atau kalau terjadi kesalahan teknis seperti mengutip keseluruhan postingan (biasanya kalau MP lagi lemot).

Salah satu komentar yang mempertanyakan penghapusan adalah dari rekan TH yang mengungkap bahwa di lapaknya pun pernah terjadi penghapusan sepihak oleh admin Mulpid. Hah? Apa maksudnya? Ternyata TH pernah menuliskan sebagian isi PM seorang admin Mulpid yang kita sebutlah sebagai ADM saat membalas komentar di lapaknya sendiri. Lalu komentar yang berisikan kutipan PM itu DIHAPUS OLEH ADM, sekali lagi, oleh ADM ya bukan oleh TH. Dengan kata lain, si ADM ini menggunakan semacam Master Key (sebutlah begitu meski saya tidak tahu persis apa istilah resminya) untuk memasuki akun TH dan menghapus komentarnya TH. Hal yang sangat mengejutkan!

Mari kita mundur sejenak (flash back) dan berfokus kepada masalah yang disinyalir oleh TH. Jadi para OS di MP diberikan wadah grup berupa SellersID. Rupanya di situ juga tidak adem anyem tentram raharja, karena suatu ketika terjadi pembahasan mengenai penipuan dan juga tentang status trusted seller yang bisa didapat OS dengan cara membayar beberapa kepeng kepada Mulpid. Di tengah pembahasan, ada beberapa OS yang kritis, di antaranya adalah TH. Karena tidak puas dengan jawaban Mulpid di SellersID, dia lalu mengirimkan PM kepada admin, yang lalu dijawab oleh Kakang ADM dengan sebuah peringatan agar tidak menyebut-nyebut perihal DB ke publik karena dianggap akan membingungkan bisnis online, penjual dan pembeli karena mereka (katanya) menerima banyak keluhan mengenai DB.
Suminten berkomentar: Hayah…. karena saingan dagang jadi gak boleh disebut? Gitu kan simplenya ya Om? Terus pake ngancem2 gak boleh nyebut2 DB lagi… cara apapula itu? Emangnya si DB Voldermort? Ha…ha…ha.


Dalam salah satu Quick Note yang ditulis oleh TH, komentar TH mengutip PM dari DS yang berisi peringatan untuk tidak menyebut perihal DB ke publik. Ramailah para OS membincangkan kutipan PM tersebut. Lalu tiba-tiba, sim salabim abrakadabra… komen TH yang berisi kutipan PM itu lalu menghilang… cring! Tak berapa lama ADM mengirim PM yang berisi permintaan maaf karena telah menghapus komentar tersebut dengan alasan bahwa PM bersifat personal, cuma antara mereka dan tidak boleh dibagikan ke orang lain. Loh? Padahal itu masalah kebijakan Mulpid bukan terhadap DB? Kenapa harus dirahasiakan ya?
Suminten menjawab: Karena mereka kan gak mau ketahuan telah mendiskreditkan DB di belakang layar dan memberi ancaman halus kepada TH untuk tidak mengangkat DB ke publik! Gitu aja kok bingung! Huh! *lempar kemben*


OK, sampai sini sudah mulai kebingungan belum? Ha…ha…ha.. memang agak ribet sih kronologisnya, tapi sabar dan coba ikuti dengan seksama, maka teman2 mudah2an bisa memahminya. Saya juga akan sertakan sebuah kronologis singkat yang mungkin bisa lebih memberi penjelasan. Kata Sum: Suminten juga pusing! Hih, kok panjang banget sih urutan kejadiannya! Kok urusan dengan Mulpid selalu panjaaaaang dan lamaaaa…. kayak ular nagaaaaaa!

Lanjut gak Gan? Lanjuuut!!!! Suminten teriak dari dalam sumur.

Nah, setelah ada sinyalemen penghapusan komentar oleh admin Mulpid (TH tidak menyebut nama ADM), maka hebohlah kami di lapaknya PR. Tapi seperti di kuburan, pemilik lapak juga tetap diam saja tak memberikan komentar apapun, baik tentang penghapusan komentar yang dilakukan PR sendiri di lapaknya, apalagi tentang sinyalemen penghapusan yang dilakukan ADM.

Pada tanggal 3 Agustus, saya menemukan sebuah PM dari akun pribadi ADM berisi Surat Peringatan dari Multiply Indonesia. Isinya adalah peringatan bahwa admin MP telah menerima keluhan dari seorang user yang merasa terganggu dengan komentar2 saya di lapaknya karena dianggap tidak relevan dengan isi postingan. Jika saya tidak mengindahkan SP, maka admin mengancam akan membekukan atau suspend akun MP saya.

Bisa tebak siapa pelapornya? Yap! Dia adalah PR.

Maka dimulailah saga berbalas PM antara saya dan ADM. Dan sebagai warga MP yang gaul, tentunya saya juga berhubungan dengan sesama penerima SP yang juga berbalas pantun dengan ADM. Kami mempertanyakan hal-hal yang janggal mengenai SP itu sendiri seperti:

1. Meminta bukti spesifik tentang komentar yang mana yang dianggap mengganggu dan tidak relevan seperti yang diadukan oleh PR. –> sampai akhir saga, tidak juga kunjung diberikan oleh ADM. Katanya kami diminta tidak mengulangi lagi, tapi bagaimana bisa melakukan itu kalau kalimat persis yang dianggap mengganggu itu tidak diberitahukan oleh mereka? Suminten berkata: Ibarat ortu bilang gini: “Nak, jangan ngomong gitu lagi ya, bisa bikin orang lain marah tahu? “Si Anak bertanya: “Ngomong apaan Mak?” Ortu berkata, “Ya yang itu, ada dehhhh…. pokoknya jangan diulang lagi!” Anak: “Hah?”

2. Karena ADM menggunakan akun MP pribadi, maka kami meragukan keabsahan kedudukannya sebagai petinggi Mulpid. Lah, kalau peringatan sebesar ini cuma dikirim melalui PM dengan ID pribadi, apa tidka mencurigakan? Bisa jadi hanya sebuah prank atau keisengan, bukan? Kami meminta agar sang ADM menunjukkan bukti bahwa PM itu resmi –> ditanggapi dengan kata “Percayalah bahwa saya memang bla…bla…bla… dan DT selaku Country Manager mengetahui dan memberi kepercayaan penuh pada saya untuk bla bla bla.”

3. Meminta rindian SOP atau prosedur resmi dari mulai pengaduan sampai dengan turunnya SP. ADM menyebutkan bahwa ada proses cross-check. Lucunya, proses cross-check yang dimaksud ADM adalah dia cuma melihat bukti2 yang ada di lapaknya PR dan menganggap tuduhan PR benar adanya, tanpa menanyakan apapun pada kami, yang tertuduh. Padahal, dari makna kata dan juga pengertian cross-check sebagaimana dimengerti oleh kebanyakan orang di belahan dunia manapun, adalah: pemeriksaan silang, atau pemeriksaan kedua pihak yang berlawanan/bersiteru, jadi bukan hanya data dan argumen satu pihak saja yang diperiksa.
Suminten berkata: Hayahhh… satu orang dengan pengertian salah akan sebuah kata yang simpel begini kok diberi kekuasaan seluas mengobok-obok dan menurunkan SP? Ck…ck…ck.

4. Mempertanyakan hubungan antara “tidak relevan” dengan “mengganggu”. Kalau komentar kami dianggap tidak relevan dengan postingan, kenapa si PR harus terganggu ya? Toh kami tidak memaki-maki dia, tidak menghina dia, tidak mendiskreditkan dia? Lalu kenapa bisa terganggu ya? Keenam orang yang dapat SP, semua komentarnya adalah tentang satu hal: penghapusan semena2 di lapaknya TH dan itu berkaitan dengan si ADM. Lalu setelah itu ADM juga yang mengirimkan SP buat kami dengan alasan adanya pengaduan dari PR. Can you connect the dots? 6 orang membicarakan polah ADM. Lalu ADM juga yang menurunkan SP. Hmmmm….hmmm…. I smell something fishy, here!

Tanggapan ADM: memberikan ilustrasi bahwa pemilik rumah melihat serombongan orang tidak dikenal bergerombol di muka rumahnya dan mengeluarkan pernyataan2 yang tak berhubungan dengannya. Pasti si pemilik rumah akan merasa terganggu, bukan? Jawaban kami: analogi yang kurang tepat karena PR saat itu sedang mengadakan lomba yang sifat postingannya juga untuk semua orang (everyone). Kalau tak mau ada “orang tak dikenal” datang ke lapaknya, ya tidak usah diset untuk everyone. Ya kan? Lalu si pemilik rumah dalam kasus ini bukan rumah dengan pagar terkunci, tapi sedang mengadakan hajatan (lomba/kuis), yang undangannya untuk siapa saja yg bisa datang. Giliran ada orang datang dan menyapa serta bertanya, eh si tuan rumah malah diam saja. Wajar dong kalau kemudian para tamu, sebagaimana orang yang saling mengenal, saling berbincang. Nah, salah satu topiknya adalah penghapusan di lapak TH.

5. Mempertanyakan kenapa hanya 6 orang yang mendapat SP, padahal ada lebih dari enam orang yang mampir ke lapak PR dan meninggalkan komentar. Sebagian yang mempertanyakan ID klonengan dan telah dihapus oleh PR, sebagian lain ada juga yang mempertanyakan tindakan ADM di lapak TH. Prilaku tebang pilih ini kami terus pertanyakan, namun tidak mendapat kejelasan dan nanti saat pertemuan di Gancit akan ada dua versi berbeda dari penjelasan kenapa hanya kami berenam yang menjadi orang2 yang terpilih.

Secara garis besar, hal2 di atas adalah hal-hal yang kami eprtanyakan pada ADM, namun dia tidak pernah memberikan jawaban memuaskan. Di PM yang berikutnya, ADM mengundang saya untuk datang ke Gandaria City, kantor tempat pengurus Mulpid berada. Hwarakadah! Kalau ADM mau belikan tiket pesawat PP ke Jakarta sih gak apa-apa ya…he…he. Undangan yang sama juga diperoleh oleh 2 rekan penerima SP lainnya. Kami lalu bersama-sama berunding dan sepakat untuk memenuhi undangan tersebut (khusus untuk yang berdomisili di Jakarta) dan juga meminta bantuan dua rekan MP yang bersedia mewakili kami yang tidak berada di Jakarta untuk menemui ADM di Gancit.

Maka, saga berikutnya pun dimulai. Kisah lengkapnya nanti akan dituturkan oleh teman-teman kami yang datang ke Gancit dan menjadi saksi hidup dari polah seorang ADM.


Bagi yang bingung akan alur kisah yang nyata terjadi pada kami berenam, berikut ini kronologi singkatnya:

1. Terjadi perbincangan mengenai berbagai masalah berkaitan dengan kebijakan MP Marketplace dan hubungannya dengan para OS.

2. TH mengirimkan PM ke ADM mengenai kebijakan MP yang di bahas di sellersid.

3. ADM mereply PM nya dengan memberikan peringatan untuk tidak menyinggung perihal DB ke publik

4. TH mengutip PM dari ADM di salah satu komen di postingan QN-nya sendiri.

5. Komen TH dihapus oleh ADM dengan menggunakan Master Key

6. ADM mengirimkan PM kepada TH berisi permintaan maaf telah menghapus komen TH.

7. Serombongan MPers, termasuk saya, mempertanyakan ID klonengan dan kejanggalan di lomba yang diadakan PR

8. TH menyebutkan kasus penghapusan sepihak oleh ADM

9. MPers yang sedang nongkrong di lapaknya PR memberi tanggapan dengan mengecam tindakan ADM tersebut.

10. ADM mengirimkan Surat Peringatan kepada 6 orang MPers termasuk kepada TH, dan saya dengan alasan PR merasa terganggu dan komen kami dianggap tidak relevan dengan isi postingan. ADM mengirimkan SP ini dengan ID MP pribadi tapi mengatasnamakan dirinya sebagai perwakilan Mulpid/MIRO.

11. Kami berenam berbalas PM dengan ADM yang di salah satu balasannya mengundang kami untuk datang ke Gancit.

12. 3 orang penerima SP ditambah 2 orang MPer yang mewakili 3 orang penerima SP lain yang ada di luar kota/negeri menemui ADM di Gancit.


Inti dari pertemuan di Gancit adalah sebenarnya simple saja; meminta jawaban atas pertanyaan2 yang selama ini belum ditanggapi oleh si ADM di dalam PM2nya. Lalu ada satu hal lagi. Di salah satu PM terakhirnya dengan salah satu penerima SP, kita sebut saja sebagai RN, ADM menawarkan untuk MENGHAPUS PM YANG BERISIKAN SURAT PERINGATAN. Jreng…jreng! Aneh sekali, bukan? Oleh karena itu, kami berniat menuntut ADM untuk mencabut SP tersebut. Kalau dia sendiri sudah menawarkan menghapus PM berisi SP, berarti dia sadar dong kalau ada yang salah dengan SP tersebut. Tapi kalau dihapus tanpa mencabut SP, buat apa coba? Maka, kami sepakat akan menuntut pencabutan SP ini sebagai salah satu agenda dari pertemuan di Gancit nanti.

Pertemuan di Gancit ternyata justru semakin meyakinkan kami bahwa ADM ini telah melakukan tindakan yang tidak benar, namun berlindung di balik aturan TOS yang sebenarnya masih belum jelas. Dia juga berulang kali menyebut posisinya sebagai Admin yang memberikan kewenangan untuk melakukan apa yang telah dia lakukan. Sum teriak: Dipletor…eh…
diktatorrrr…diktatorrrrr…..huuuuu. Untuk lebih detailnya, teman-teman bisa membaca postingan rekan lain yang khusus membahas pertemuan di Gancit.


Jadi, buat teman-teman sekalian yang sejak sebulan lebih lalu bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dan benarkah telah diturunkan SP untuk sebagian rekan MP? Maka jawabannya adalah penuturan saya di atas.

Mohon maaf jika terlalu panjang dan hal-hal yang mungkin kurang jelas. Harap mengerti bahwa tulisan ini dimaksudkan sebagai pembuka mata atau eye opener bagi kita, para pengguna MP bahwa telah terjadi fasisme di wadah yang kita cintai ini dan kita semua tahu siapa biang keroknya. Jika tulisan ini dianggap provokatif, maka saya akan menasbihkan ini sebagai provokasih, sebuah peringatan penuh kasih sayang terutama bagi sesama pengguna MPers yang setia, baik itu bloggers maupun sellers.

Jikapun ada rekan MPers yang menganggap hal yang saya tuliskan tidak penting atau tidak mau tahu karena inginnya MP damai-damai saja tanpa konflik, maka saya cuma bisa bilang, menjadi tak peduli memang paling gampang tapi tunggu saja saat jerat fasisme tiba2 mengenaimu tanpa kau sadari, karena yang namanya fasisme penguasa, semakin dibiarkan akan semakin menjadi dan berbuah menjadi tirani. Lihat saja Eyang Harto yang 32 tahun mengangkangi Indonesia. Dan ingat bahwa kita bangsa Indonesia pernah punya satu semboyan yang bagus sekali saat melawan penjajah Belanda: Kami cinta perdamaian, tapi kami lebih cinta kemerdekaan.

Sekian dari saya dan Suminten.


Glosarium:
MP: Multiply
Mulpid/MIRO: Multiply Indonesia Representative Office
SP: Surat Peringatan
TOS: Terms of Service
TH: Nama samaran (salah satu sellers di MP yang menerima SP)
DB: Nama samaran (salah satu sellers/portal sellers di MP)
ADM: Karyawan MIRO
RN: Nama samaran (salah satu bloggers di MP yang menerima SP)
Suminten: orang gila yang suka keleleran di MP kalau lagi gak sibuk ngosek sumur yang ditempatinya bergantian dengan Sadako

150 thoughts on “Gancit Love Story

  1. tickz said: salam buat suminten 🙂

    Eh, Neng Admin mampir di sini ya? Wah, makasih ya sudah menyempatkan datang. Tumben nih… he…he. Mudah-mudahan bisa membuka cakrawala dan jangan lupa untuk tetap berinteraksi ya mbak Mustika. Salamnya nanti disampaikan ke Suminten… kebetulan dia sudah tidak menyepi lagi di pinggir sumur.

  2. wib711 said: Lho kok jurnal ini naik lagi….Eh… ternyata ketemu lagi ama mbak Mustika :)*sungkem ama mbakyu Sum*

    Naik… naik… ke puncak gunung… tinggi tinggi sekali… dung dung dung trettt trettt treeettttt!Ini gara2 dikunjungi admin baru lo, Mas Wib. Sampeyan juga kena kunjungan mendadak ya? Celamat! Mungkin sebentar lagi kita dapat parsel akhir tahun!

  3. rengganiez said: lho iya nihh..kok postingan ini cul muncul lagi……

    Idih, orang udah dibilangin. Gara2 mbak Mustika mampir sini. Gichu looo. Udah kenalan belum? Admin baru lo. Fresh from the oven. Mbak Mustika… ini temanku, namanya mbak Niez… alias juragan cabe. Kalo yang Wib itu juragan segala sesuatu yg serba hitam. Eh… kalo ilmu hitam termasuk gak ya? Idih…si Sum sok2 ngenalin orang… padahal dirinya sendiri juga baru kenal…ha…ha…ha.

  4. rengganiez said: mbok kalo ada tamu itu disambut…bikinin nasi goreng ala mbak Sum..:-)

    Sudah, tapi aku lupa suguhannya. Eh, udah malam banget di sini, dapur udah tutup. Kasih apaan ya? Mbak Niez aja deh yg nyuguhi. *tamu diminta nyuguhi tamu… apaan coba*

  5. tickz said: Eih? Admin? Apa yang ijke adminin?  Tumben? *garuk2 lagi* jangan2 nyasar ni.

    Loh, bukan tho? Jadi sebenarnya posisinya apa nih mbak di Mulpid? Posisi belakang, sayap, apa penyerang? Aku bilang tumben karena memang jarang2 banget, bahkan hampir tidak pernah, pekerja Mulpid mampir di postingan kita2, meski yg berhubungan dengan mereka sekalipun. Jadi, “tumben” di sini artinya bukan ratu pake kemben, seperti halnya Suminten.Gak nyasar kok mbak… ha…ha…ha… tadi pake GPS kan? Berhubung aku udah melek, langsung kasih suguhan ahhhh…. *roti pake selai stroberi plus susu almond rasa coklat* Silakaaaan.

  6. anotherorion said: hish iki kok malah podo ngrumpi neh gak ngajak2 sih yah? ada apa ini ada apa?

    Yo wis, sini aku ajak. *tarik dari pelukan istri… loh*Ndak ada apa2 kok, cuma kedatangan tamu yang tak disangka-sangka.

  7. penuhcinta said: Berhubung aku udah melek, langsung kasih suguhan ahhhh…. *roti pake selai stroberi plus susu almond rasa coklat* Silakaaaan.

    mbok ya mbakyu suminten baru bangun itu abis dari sumur cuci tangan dulu buat nyuguhin ke tamu…

  8. wib711 said: Pupuran itu berasal dari pengulangan kata pura pura, seperti lelaki dari kata laki laki :p :p

    Pura-pura-pura tidak tahuuuu…. dalam hatinya mana kita tahu…. kagum apa nafsu siapa yang tahuuuu….. mata laki-laki katanya begituuuuuu….. Yeahhhh!

  9. fightforfreedom said: Postingan ini udah lama tenggelam di inbox kok muncul lagi tho yo, pasti ada yg nyundul sampe masuk lagi ke page one. Kupikir udah dipeti-eskan kasus ini.

    Peti esnya mungkin sudah penuh, Mas. Gak muat.

  10. nganu mbak aku sebel e baca tulisan ini lagi, bukan masalah isi tulisane ning tampilan MP yang tambah mbleber kemana2 kuwi lho, gak di postingan gak di inbox, iki yang bloon browserku apa admine gancit ya?

  11. anotherorion said: nganu mbak aku sebel e baca tulisan ini lagi, bukan masalah isi tulisane ning tampilan MP yang tambah mbleber kemana2 kuwi lho, gak di postingan gak di inbox, iki yang bloon browserku apa admine gancit ya?

    Hah? Mbleber ya? Kok di aku enggak. Cuma memang sejak kemarin keong mode on…ha…ha…ha. Coba tanyakan ke mbak Mus… eh kok kayak akrab namanya ya? Oh itu sih si Moes… lain orang.

Leave a reply to tickz Cancel reply