Meski hanya melintasi Atlanta, kami sempat singgah sebentar di pinggiran kotanya untuk makan malam. Dari daftar resto di zabihah.com kami menemukan salah satu resto halal yang menyediakan chinese food. Buat yang heran, asal tahu saja bahwa meski kami mencoba untuk mencari rumah makan halal tapi saat darurat dan tak ada pilihan, maka kami tidak pantang makan burger di McD atau taco di Taco Bell. Tapi jika memang ada pilihan yang lebih baik, spt resto halal, maka kami akan berusaha makan di situ, meski harganya biasanya lebih mahal dan rasanya belum tentu enak… hiks.
Rumah makan yang bernama Chinese Rasoy ini ternyata berada di pusat pertokoan yang mirip sekali suasananya dengan pertokoan di mangga dua dan bersuasana sangat India. Toko DVD India dan baju sari berjejer dan di Food Courtnya terdapat banyak warung masakan India bahkan rumah makan cina yang ingin kami singgahi ternyata diembel-embeli: Chinese food with Indian taste. Halah, kayak apa sih?
Pertama, kami cukup kaget dengan harganya yang lumayan untuk 3 porsi makanan saja. Berhubung dua diantara kami masih kecil2, maka makanan segitu cukup2 saja bahkan bersisa. Kekagetan yang kedua adalah penampilan makanannya yang sangat menjlehi. Mosok makanan tidak ditaruh di piring, tapi di wadah plastik kecil semacam tempat sabun ekonomi dan nasinya diletakkan si streofoam siap bawa. Loh? Sudah mahal, tapi penampilannya kok jelek sekali?
Rasanya? Lumayan lah meski aneh karena pedas dan berbumbu campuran antara masakan Cina dan India. Yang lebih aneh lagi karena kami makan sambil diiringi musik India dari kios CD yang ada di dekat food court. Berasa di Mayestik atau Pasar Baru saja!
Sehabis makan, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam sementara kami masih harus menempuh kurang lebih 2 jam menuju Macon. Kami sengaja menginap tidak di Atlanta agar keesikan paginya bisa menyingkat waktu perjalanan menuju Florida. Kami sempat mampir di Walgreen, toko obat dan barang2 lainnya di sekitar restoran Cina-India itu untuk membeli obat sakit gigi. Memang ada obat yang namanya Orajel yang dioleskan langsung ke gigi dan gusi yang sakit dan fungsinya seperti obat bius lokal. Agak lama juga aku mengantri di kasir Walgreen karena kulihat banyak orang2 yang melakukan last minute shopping alias belanja di detik terakhir menjelang natal karena banyak yang membeli mainan anak2 di situ. Kami juga sempat ‘terhibur’ melihat salah satu pengunjung yang hanya mengenakan piyama dan rambutnya ditutupi shower cap alias penutup rambut agar tak basah saat mandi. Cuek banget, tapi itulah uniknya di sini. Mau pakaian kayak apa ya terserah, lo gak boleh protes…he…he.
Setiba di Macon, sudah jam 11 malam lebih dan anak2ku telah lelap tertidur di kursi belakang. Kami memasuki Red Roof Inn yang memang sudah aku survey sebelum berangkat. Motel ini menyediakan kulkas dan microwave serta sarapan pagi dengan harga yang cukup murah. Suamiku terkesan sekali dengan tarif menginap di motel ini. Saat memasuki kamar, kami cukup puas dengan ukuran kamar yang lumayan, kebersihan, dan kelengkapannya. Meskipun kulkas dan microwavenya tergolong tua, namun cukuplah untuk memanaskan masakan bungusan sisa makan malam di Atlanta dan camilan tahu dan lumpia yang aku bawa dari Carbondale. Untungnya mereka belum basi.
Anak-anakku sempat bangun dan Darrel menyangka kami sudah tiba di Florida. Setelah mereka membersihkan badan dan sikat gigi, mereka pergi tidur. Besok masih ada perjalanan panjang tujuh jam menuju Daytona Beach, Florida, tempat kami akan menginap selama seminggu.
(to be continued)
ternyata di ln mana pun yg namanya makanan halal mahal ya mbak 😦
Iya Na. Kenapa harus mahal ya? Aku heran deh. Terlalu mengejar untung atau bagaimana. Daging halal juga lebih mahal daripada yang biasa. Apa karena petugas pemotongnya lebih jarang/sulit ditemui?
keknya begeto, kemungkinan juga pelanggannya dikit kali
Hampir tiap resto halal yg aku pernah datangi, pengunjungnya lumayan lo. Pernah ada satu rumah makan di Chicago yang penuh banget sampai antri untuk makan di situ.
susah juga yaa mau makan…eeh udah nemu makanannya gitu..
Ya begitulah Nit. Makanya aku fleksibel saja dan gak mau kaku, meski tetap sebisa mungkin menghindari resto yg jelas2 ada hidangan miss piggynya krn takut kecampur2. Tapi kalo terpaksa, ya sudahlah… daripada gak makan.
Penampakan makanan chindia mana mba? Penasaran pgn liat!
Udah bawa kamera, kirain penampilannya bagus. Tapi begitu lihat, hilang selera motret. Gak aku potret…he…he. Mustinya potret aja ya.
sama kayak makanan vegetarian food di indonesia juga muahaaaalll…..!!! Konsepnya kan lower supply higher prices… *hukum ekonomi*
Iya ya Ndung. Karena supply-nya sedikit, jadi mahal deh. Kalo demand-nya sih aku lihat lumayan. Loh, tapi dirimu gak beralih jadi vegetarian kan?
masih banyak makanan enak di dunia ngapain jadi vegetarian.. Hahaha..
Nah, itu die. Rasanya gak mungkin banget dikau jadi vegetarian. Aku juga gak mungkin. Wong kita sama2 suka makan.
Apa itu menjlehi? hehehe adikku suka sekali pakai kata njelehi
Total di mobil berapa jam tuh? Sampai jam 11 malam
Awalan me- + kata njelehi…ha…ha. Biasanya orang Jawa suka pakai kata itu.
Total jendral 15 jam! Gile bener! Padahal perkiraannya cuma 11 jam.
emang lagu india gitu ada di mayestik?unik juga ya belanja pake piama juga cup kepala.. ga difoto?
bahan mentahnya ala capcai isi brokoli wortel sawi, tapi bumbunya kari gitu.. kebayang chindia-nya? enak juga kog..
Makanan yg disajikan khusus pasti mahal. bukan karena banyak atau dikit peminatnya. Mo vegetarian, ataupun halal di tempat minoreitas mereka.Nah, kalo suatu saat manusia menjadi vegetarian atau syariah menjadi acuan utama, restoran berdaging akan semakin mahal, dan restoran ‘haram’ menjadi lebih mahal.Dan itu sementara sudah terjadi dengan bir yg lebih mahal dari air mineral.
Enggak, tapi di Mayestik dan Pasar Baru kan banyak penjual kain keturunan India. Gak, Mbak… gak sempat karena si pengunjung itu keburu masuk tokonya. Aku melihat dia pas aku masih di dalam mobil.
Iya, bumbunya ada rasa kari tapi juga ada rasa masakan cinanya. Enak dan unik. Tapi kalau aku baca2 di Internet, masakan cina di sini emmang kebanyakan modelnya begitu, campur antara cina dan india/pakistan karena pemiliknya kebanyakan berasal dari Pakistan/India.
Ini penjelasan logisnya ya Cak. Kok jadi tertarik liat harga bir di sini ya, mau bandingkan dengan air mineral. Sebelumnya aku gak pernah merhatikan soalnya.
bandingin sama air mineral fillico ya mbak.. mahalan mana.. 😀
waduuh jadi tambah penasaran
Air minum termahal ya? Baru tahu juga nih karena info dari Mbak Tintin. Air minum $100 per botol, Filico Beverly Hills. http://www.luxist.com/2008/02/08/fillico-beverly-hills-100-bottled-water/
Nyanyi lagunya Bang Rhoma dong!
hahaha sekarang di Jakarta juga banyak mbaaaake mall pake roll rambut!buset deh aku sempet mau bilangin ada yang lupa dilepas tu di rambutnya… tapi lalu lewat perempuan ber-roll rambut lain, akhirnya baru kusadari… itu adalah trend abegeh saat ini… mati akuuuu :))))))pernah juga sebelumnya penyiarku kan pake roll juga siaran, anak baruuuu… kutanya aja, “kenapa gitu pake roll di studio?” dia jawab: “poniku jatuh mba, suka bikin jerawatan jadi aku roll aja…”dan begonya aku, percaya ajaaaa… gak sadar sampe di mall menemukan mahluk2 lain ber-roll rambut eaaaaa…
pasti memang selalu ada perbandingan dwuong. aku juga ambil bir dengan air minral sedikit maksain biar seru.Ok, tapi setidaknya seliter aqua cukup lama mengalahkan seliter minyak tanah, sampai tak populernya minyak tanah gegara diganti gas.dan bulan2 terakhir, minyak tanah meroket di lombok dan di beberapa tempat di jkt.
wow… susah ya teh cari makanan halal…btw, anak2 untungnya gak susah makan ya teh?
Hah? Mosok? Ada trend pake roll rambut kemana-mana? Ha…ha…ha…edyan. Meniru siapa ya? *garuk2 kepala bingung*
Terima kasih laporan harga2 pasarnya, Cak. Serasa dengar RRI…hi..hi.
Susah banget Na. Bahkan di kota2 besar, resto halal hanya terdapat di pinggiran kota dan yang rasa dan harganya lumayan biasanya penuh, susah banget cari tempat parkir atau meja yg kosong.
tanya aja mbah marto tu saksi juga!
Jangan2 dia nanti ikut2an… hi…hi.
ih udah lagi *kabur*
Kumisnya ya?
iya hoahoahoahoa *bayangin*
Suasana makan malamnya eksotik banget ya….,hehehehehehe
Jangan. Nanti mules… krn ketawa.
Iya, pemandangannya juga serba India, dr mulai orang2nya sampai poster2 film India di seberang food courtnya.
di Indo ada enggak ya ini nekk…?*nanya apoteker ahhhmenjlehi…? hihih, yang ada kalo di jogja mah “njelehi” neeekkk, sama arti dengan “njijiki, nyebelin, ngeselin”, apa meneh yaaaa.. hemmm
Loh, apa kau sakit gigi juga? Coba aja tanya ke apoteker di situ, ada gak.Ih, udah dibilangin itu awalan me+njelehi..ha..ha..ha.
iya neekk…ceritanya dahulu kala, gigi paling belakang tuh numbuhnya bukannya keatas tapi malah kedepan, so nabrak gigi depannya. tabrakan inilah yang menyebabkan dua gigi itu jadi saling “abrasi”… yawis sekarang yang paling belakang dah mulai abis. Sempet ku nanya agar dicabut tapi dokter gak berani, kalopun musti dicabut harus operasi, tapi waktu itu belum saatnya (kata dokter itu ho nekk…!)maka saat2 kadang kedinginan gitu rasanya cekot-cekott, kadang sih gak kurasa sih nekk…
Oh gitu… kalau suamiku giginya somplak, putus sebagian gara2 rapuh dan makan ikan cuek bikinan istrinya yang dibawakan buat bekal makan siang! Ha…ha…ha… enggak banget kan sebabnya.
kakek trenyata ndableg bin tambeng juga ya nekkk… hihih
Husss! Biar gitu tetap kakekmu lo! Antik kuwi.
tak tunggu foto2 lengkapnya…
Berarti bakal balik lagi yooo.