Beberapa orang yang aku jumpai di sini merupakan orang-orang yang tak terlupakan. Salah satunya adalah seorang wanita tua bernama Anna. Dia pertama kali kujumpai di sebuah hyper-market bernama Wal-Mart yang jaringan tokonya bisa ditemui di semua kota yang ada di AS. Wal-Mart terkenal dengan harga barang2nya yang diklaim paling murah, dan juga gaji karyawannya yang dianggap sangat rendah. Banyak pengkritik toko ini yang menciptakan gerakan anti belanja di Wal-Mart. Namun di tengah keburukan2 yang disinyalir, kami melihat bahwa toko ini termasuk yang banyak mempekerjakan para lanjut usia (lansia), suatu hal yang hampir tak pernah kutemui di negri asalku. Jangankan lansia, batasan usia maksimal untuk mempekerjakan pegawai baru juga masih diberlakukan. Kalau di sini, jika ada perusahaan menetapkan usia maksimal untuk lowongan pekerjaan, akan dianggap diskriminatif dan bisa dilaporkan karena ada aturannya.
Kembali ke nenek Anna. Salah satu jenis pekerjaan untuk para lansia yang diberikan Wal-Mart adalah sebagai door greeter alias among tamu. Mereka menyapa ramah setiap pengunjung yang masuk atau yang ke luar dengan sapaan “Good morning/afternoon/evening” dan “Thank you for shopping at Wal-Mart.” Berdasarkan pengalaman, tak semua door greeters ini benar2 ramah. Banyak yang sekedar mengucap tanpa senyum. Tapi nenek Anna termasuk yang berbeda. Dia tidak saja tersenyum, namun juga mengajak ngobrol pengunjung.
Setiap kali kami memasuki pintu Wal-Mart dan nenek Anna kebetulan sedang bertugas, maka ia akan mengajak ngobrol kami semua, termasuk dua bocah cilik yang lucunya juga langsung lulut. Mungkin juga mereka teringat pada Mbah Uti mereka di Jakarta. Sosoknya mirip tokoh Rose di film Golden Girls, namun lebih tua. Nenek Anna tampak masih kuat berdiri berjam-jam dalam melakukan pekerjaannya. Sesekali ia juga duduk saat merasa kelelahan di bangku yang disediakan untuk pengunjung. Oya, aku tidak tahu berapa persisnya usia nenek Anna karena segan menanyakannya. Umur, merupakan hal pribadi yang di sini biasanya gak ditanyakan pada orang lain.
Yang sangat mengesankan, saat keberapa kalinya kami bertemu, nenek Anna bertanya begini: “Can I give you a hug?” Wah, tentu saja mau. Maka adegan jadi seperti halal-bihalal, satu persatu kami berpelukan dengannya. Sejak saat itu, ritual berpelukan dengan nenek Anna menjadi bagian dari rtinitas kala belanja ke Wal-Mart kami. Buat aku, rasanya seperti memeluk Ibuku yag sudah hampir 4 tahun kutinggal terbang jauh ke tanah asing ini. Meskipun Ibuku jauh lebih muda, namun kehangatan pelukannya mirip…sama2 penuh kasih.
Dari penuturannya, kami mengetahui bahwa ia tinggal sendirian di trailer alias mobile home. Kaget mendengarnya,orang sudah sepuh begitu kok tinggal sendirian? Rupanya ia tadinya tinggal bersama adiknya dan suaminya. namun beberapa bulan yang lalu adiknya meninggal dan suami adiknya pindah ke tempat salah satu anak mereka. Nenek Anna sudah ditawari untuk tinggal bersama salah satu keponakannya, ia rupanya tidak punya anak dan suaminya sudah lama meninggal sehingga kerabat yang ada hanya keponakan dan cucu yang berasal dari keponakan2 ini. Nenek Anna masih mempertimbangkan mengenai pindah atau tidaknya. Sementara ini ia mencari kesibukan dengan bekerja di Wal-Mart dan tiap malam ia menginap di rumah salah seorang temannya (sesama lansia) karena ia takut tidur sendiri di trailer.
Belakangan kami tahu bahwa nenek Anna senang sekali melihat anak2ku karena mereka mengingatkannya pada cucu2nya (dari keponakan). Ia juga menanyakan apakah aku betah tinggal di sini dan hal2 apa yang membuatku kangen kampung halaman. Saat musim dingin lalu, kami masih menemui nenek Anna berjaga di dalam dan tertiup angin dingin yang masuk tiap kali pintu otomatis terbuka saat pengunjung keluar masuk. Nenek Anna memberitahu rencana kepindahannya ke sebuah kota dekat St. Louis untuk tinggal bersama salah satu keponakannya.
Sedih juga mendengarnya, tapi kami tahu itu mungkin yang terbaik buat dia karena akan ada yang merawatnya di usia yang sudah sepuh. Aku akhirnya menanyakan hal yang selama ini bikin aku penasaran, yaitu usia nenek Anna. Tahu tidak apa jawabnya? 83 tahun! Astaga! Aku sih memang menduga dia di atas 60 tahun, namun sungguh tak menyangka kalau ia sudah setua itu.
Bulan Januari lalu, nenek Anna berhenti bekerja dan pindah rumah. Sekarang, tiap kali ke Wal-Mart, aku menatap tempat nenek Anna biasa berdiri dan mengenang sedikit kehangatan yang diberikan seorang nenek pada keluarga kami. Semoga ia lebih bahagia dan aman bersama sanak keluarganya di tempat barunya.
pertamaxxx…!belum sempet baca…
Kaskuser nyasar kowe! Baca dulu donk…kedondong.
*hiks*berjuang terus, nenek Anna!!
tetap semangat grandma…!!jadi inget nenekΒ² yang diacara AGT, udah tua gitu tapi masih lincah aja nge-dance.. klo gak salah si nenek itu juga penjaga kasir deh…
eh salah! bukan penjaga kasir yah, tapi kasir.. penjaga kassa π
Iya, semoga hidupnya lebih nyaman bersama keluarganya. Thanks dan salam kenal ya Dani.
AGT tuh America’s Got Talent ya Be? Nenek nge-dance yang mana? Banyak kan ya kontestan nenek2. Aku ingetnya nenek2 yang jadi stand-up comedian. Masih bisa jadi kasir berarti belum terlalu tua mungkin ya, matanya masih awas.
Hi…hi…hi..gak apa2 lagee…gak ada pengurangan nilai kok.
We will be amazed what elderly can do in the 1st world country. They r so independent, driving their own car, taxi/bus driver, receptionist, having coffee & chat at the coffee shop with friends dressing fancy cloth with their shiny nail color. Ampe ane aja kalah gaya dah π
iyah…. Carol Loo klo gak salah namanya…begini mukanya:dan begini aksinya:lincah bener…. mengingatkan pada Laela Sari π
my dutch granny is also 80, she’s so bouncy like a rubber ball. the nicest thing about her is that she had the spirit of lady thatcher to fight her disease. she also smiles to everyone she meets
wah jadi terharu membacanya, tfs ya mba
wah sedih juga y teh kalau setua itu gak punya keluarga shg beliau masih harus berjuang memperjuangkan hidup…Tapi, kudoakan nenek Anna sehat selalu π
btw, backgroundnya bagus
That’s so true, Ta. The elderly are still very active and seem to still be having fun. I wonder if it is all those vitamins they’re taking or the ease of life that makes them like that. Kelihatan masih bugar, dan umur 70-an masih kuat nyetir.
Makasih infonya ya Be. Iya ya, Laela Sari juga masih aktif meski sudah tua.
What kind of illness, Gun? I’m sorry to hear that and at the same time also marvel at her spirit. Masih lincah lebih karena mental ya Gun? Meski raga sakit toh masih bisa bersemangat.
You’re welcome my dear.
Iya Na. Di sini saking individualistisnya, para lansia jarang yg mengandalkan hidup diurus keluarganya. Kebanyakan hidup sendiri atau di panti jompo.
Background opo Gun? Tampilan MPku ya? Kok baru ngeh sih?
Sangaaat menyentuuhh….mba imisss you so….sekarang jarang buka MP FB juga blm di approve mba….approve me pls yaahh
touched π
waduh..83 tahun?…masih kerja?…….hebat atau mesak-ake ya?..tapi 83 masih sehat..mah hebat euyyyy..kagum…..
Makasih Sukma. I miss you too…jangan lupakan MP dong. Kok aku cek gak ada tuh friend request dari Sukma?
Hiks…jangan sampe nangis ya Din…he..he.
Iya Rin, aku juga campur2 selain kagum dia masih bisa juga kasihan. Makanya tiap kali liat dia pasti aku dan suamiku bersenang hati mengobrol dengannya.
Oh so sory…..I just have been reading this article n so touchy…….speechless, dont know what I will say, in my mind just imagine my mom…..Thanks for sharing mBak Ir….
Thank you ya Trie. Aku ingin mengenang beberapa orang mengesankan yang kutemui selama di sini. Mau bikin serial orang2 yang mengesankan, soalnya takut lupa kalau nanti sudah tua.Iya, jadi teringat si Mbok di kampung ya?
iya mBakk….simbokku juara satu pokoke wis…otre mBak, dengan mengingat itu keknya sudah lebih dari cukup buat mBak Irma yang ada jauh dari pangkuan beliau khan… sip mBak….
Ha…ha…gak akan pernah cukup Trie. Biar gimana tetap lebih asyik ketemu aslinya. Ibuku lucu, suka guyon.
hehehehe…sip mBak, aku juga ngrasain kokk, mung jarakku nggak sejauh jarakmu… halah, hihii
aku jg jd inget sama si mbah seakuan, beliau masih kuat, namun sayang krn org susah keliatannya yaaa…kuyu
Nah…pedih kan jd anak rantau.
Di Indonesia juga banyak ya mbah2 yg masih kuat, tapi ya jarang keliatan di tempat umum krn biasanya dirawat sama keluarga bukan spt di sini yg individualis.